Peduli setan pada susunan..

Senyumku sedikit muncul, tertahan. Sebetulnya tak ada yang membuatku tersenyum. Benakku seperti tak memikirkan apapun. Aku hanya lelah. Tapi aku tak bisa tidur. Mungkin lelahku bukan keinginan untuk tidur.

Saat begini pikiranku pasti menggelambyar kemana-mana. Padahal besok banyak hal masih harus di lakukan. Satu hal burukku..tau apa yang harus dilakukan tapi belum juga dilakukan. Ahaha paling tidak aku sadar lah.

Aku teringat almarhum kakakku. Aku juga kesal akan sesuatu. Aku rindu seseorang. Aku ingin berfikir tentang hal hal tertentu. Tapi sekarang semakin ku gali. Ternyata aku tak berfikir apapun.
Aku mencoba rindu lagi. Mencoba ingat lagi. Mencoba membayangkan lagi. Mencoba berkhayal lagi. Mencoba berharap lagi. Mencoba menggambar dalam benak lagi.
Dan akhirnya..aku menulis..bukan..aku mengetik..aku mengetik apapun yang di katakan benakku.

Saat jariku berhenti seperti beberapa saat yang lalu, aku hanya meraba tuts tuts keyboard ku. Meraba sambil berharap benakku tetap bercakap-cakap denganku.
Nah aku kepikiran satu hal. Tunggu biar ku bahas di sini. Aku dari dulu berfikir, bahwa blog ini adalah sisi suram ku. Umumnya dan biasanya tiap aku mengetik ya saat itulah aku benar-benar berfikir dengan mengalir. Hanya keyboard-keyboard bersel-sel tak ku kenal ini lah yang membantuku menuangkannya, mememorikannya hingga suatu hari nanti saat ingin aku bisa membaca lagi.
Wey, jangan-jangan kesimpulannya saat aku berfikir saat itu aku suram. Ah nggak..
Saat aku berfikir saat aku mengetik aku malah meringankan diriku. Meringankan diriku dengan menyalurkan aliran darah ku dan tenaga tenaga tak kasatmata ku untuk melepaskan sedikit demi sedikit hal-hal yang aku pikirkan maupun tak ku pikirkan. Sungguh, hal yang tak kupikirkan biasanya lebih berat dan lebih nista, lebih nista karena sebetulnya dari hali itu lah aku lari.

Sudahlah, malam ini biar berhenti di sini.